لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1)
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
Jar majrur muta’alliq dengan firman-Nya (( fal ya’buduu)), Allah memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya karena kebiasaan mereka melakukan dua perjalanan. Sebagian berkata: Maknanya adalah: Sungguh menakjubkan kebiasaan suku Quraisy!. al-Iilaaf mashdar dari Aalafa dengan makna Allafa. Sebagian berkata: Lam adalah lam sebab maknanya dengan sebab (Li ajli) atau untuk ta’lil atau diperkirakan sebagai :((Sungguh menakjubkan kebiasaan suku Quraisy)) yakni Lam nya untuk ta’ajub. Quraisy adalah mudhaf ilaihi majrur dengan idhafah dan alamat jarrnya adalah kasrah.
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2)
Iilaafihim : badal dari (( iilaaf )) yang pertama, majrur sepertinya dan alamat jarrnya adalah kasrah. (( hum )) dhamir ghaib jamak fii mahalli jarrin bil idhafah. Rihlata asy-syitaa’ wa ash-shaiif : maf’ul bihi dari mashdar manshub dan alamat nashabnya adalah fathah yakni : Allafuu rihlatan ( mereka mengumpulkan perjalanan ). asy-Syitaa’(musim dingin): mudhaf ilaihi majrur bil idhafah, alamat jarrnya kasrah, ash-Shaiif (musim panas) : di’athaf dengan wawu atas asy-Syitaa’ dan dii’rab dengan i’rabnya.
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3)
Falya’buduu : faa’ ada dalam jawab syarat yang diperkirakan (muqaddarah) atas makna, yaitu bahwa ni’mat-ni’mat Allah atas mereka tidaklah terhitung maka apabila mereka tidak menyembah-Nya karena seluruh ni’mat-Nya maka hendaklah mereka menyembah-Nya karena satu saja karena ni’mat yang nyata ini. Lam adalah lam amr (perintah). Ya’buduu : fi’il mudhari’ majzum dengan lam dan alamat jazmnya adalah membuang nun. Wawu adalah dhamir muttashil fii mahalli raf’i fa’ilin. Rabba haadzaa : maf’ul bihi manshub dengan alamat nashabnya adalah fathah. Haadzaa : isim isyaarah mabniy ‘alaa sukun fii mahalli jarr bil idhafah. al-Bait : sifat atau na’at untuk isim isyarah atau badal minhu majrur dengan alamat jarrnya kasrah.
الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآَمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)
Alladzii : isim maushul mabniy ‘alaa sukun fii mahalli nashbi shifatin atau na’atin terhadap Rabb. Jumlah fi’liyah setelahnya shilatuhu laa mahalla lahaa Ath’amahum min juu’in : fi’il madhi mabniy ‘alaa fathah. Fa’ilnya adalah dhamir mustatir fiihi jawaazan. Taqdirnya (perkiraannya) adalah huwa (dia). Hum adalah dhamir ghaib jamak fii mahalli nashab maf’ul bihi. Min juu’in : jarr majrur muta’alliq dengan ath’ama, yakni : Allah memberi makan pada mereka dengan dua musim dari kelaparan yang sangat. Wa aamanahum min khauuf : di’athaf dengan wawu atas (( ath’amahum min juu’in)) dan dii’rab dengan i’rab kalimat di atasnya. Sebagian berkata ((min)) maknanya adalah ((‘an)) atau makna badal yakni badal juu’in.
http://noorakhmad.blogspot.com/2008/12/irab-surat-quraisy.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pemilik blog dengan segala hormat hanya akan menampilkan komentar berupa saran, kritik, pertanyaan atau caci maki saja, adapun komentar yang masuk ke dalam kategori bantahan/sanggahan/debat maka sebaiknya langsung di blog aslinya [blog ustadz yang bersangkutan] sebab bukan kapasitas ana untuk masuk ke dalam dunia debat. Jadi komentar dari jenis ini baik dalam masalah aqidah maupun fiqh terpaksa tidak ana tampilkan. Harap maklum...